Minggu, 25 Januari 2015

Teknologi dalam Dunia Industri

Teknologi dalam Dunia Industri

Sejak Dahulu Teknologi sudah ada atau manusia yang sudah menggunakan Teknologi.Seseorang menggunakan Teknologi karena Manusia memiliki akal dan pikiran,Dengan Memiliki akal Manusia ingin keluar dari Masalah,ingin hidupnya menjadi lebih baik,lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akal dan pikirannya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada Negara-negara yang sedang berkembang,memerlukan begitu banyak hal untuk mendukung perkembangan negara mereka. Negara-negara tersebut saling meningkatkan berbagai kemampuan mereka dalam segala aspek kehidupan masyarakat seperti pada aspek pertanian serta industri yang akan dibahas pada artikel ini. Kemudian, selain itu mereka juga mengadakan investasi dalam aspek kesehatan masyarakat begitu pula dalam aspek pendidikan.

Perkembangan Teknologi Membawa perubahan pesat dalam dunia bisnis Ada berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi,antara lain: Electronic Data Processing Systems, Data Processing Systems (DPS), Decision Support System (DSS), Management Information System (MIS), Executive Information Systems (EIS), Expert System (ES) dan Accounting Information System (AIS). Perkembangan teknologi informasi juga berpengaruh terhadap bidang manufaktur dan jasa.Pengaruh sistem informasi yang menggunakan teknologi Informasi ini berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan.baik yang merugikan maupun yang bersifat menguntungkan.



Industri adalah badan perusahaan atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa. yaitu industri yang menghasilkan bahan baku yang membuat bermacam-macam produk.baik produk yang setengah jadi atau produk yang sudah jadi sepenuhnya.Kemajuan Teknologi Informasi membawa pengaruh besar terhadap perkembangan dalam teknologi manufaktur.perubahan yang dimaksud dalam penggunaan Teknologi Informasi ini yaitu terkendalinya proses perencanaan,pengendalian internal terhadap perusahaan atau organisasi,dengan teknologi informasi ini,seseorangpun akan dimudahkan dalam kegiatan manufakturnya berupa keselamatan kerja,kesehatan karyawan.apabila situasi lingkungan berubah,maka rencana organisasi itupun harus berubah supaya jalannya organisasi tetap stabil,dikarenakan adanya responsif yang baik kalau tidak ingin terjadi penurunan aktivitas yang sukar dihindarkan.oleh karena itu kondisi ini perusahaan harus meningkatkan inovatif dalam semua aspek supaya terjadi competitive yang ketat.
Dengan adanya Teknologi Informasi memberikan manfaat yang pesat bagi perusahaan,seperti perusahaan mampu mengendalikan aktivitas bisnis yang rumit,sehingga dapat menghasilkan informasi yang relevan,yaitu artinya memiliki tujuan yang spesifik,jelas,dan masuk akal,tepat waktu,adalah dimana informasi tersebut sesuai dengan yang diminta,atau tidak terlambat,yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pengguna khalayak,dan dapat dipahami.selain itu melancarkan operasi perusahaan,kinerja perusahaan,yang menjadikan perusahan semakin efisien.dampaknya perusahaan dapat bertahan dalam globalisasi.selain banyak manfaatnya,Teknologi informasi ini tidak selalu berdampak positif bagi semua aspek perusahaan,dikarenakan hilangnya kesempatan kerja,dan dapat menimbulkan crime of work bagi perusahaan,misalnya: hacker account karyawan,yang dapat merugikan karyawan perusahaan tsb,dan penyimpangan dalam perusahaan seperti karyawan membeli aset perusahaan untuk kepentingan pribadinya,hal ini dapat dilakukan dengan menghubungi pihak-pihak yang bekerjasama dalam perbuatan tersebut,tentunya pasti menggunakan teknologi informasi yang sudah canggih saat ini.


Perkembangan teknologi di dunia tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan dari perkembangan ekonomi. Keterkaitan ini disebabkan oleh perkembangan berbagai jenis ilmu pengetahuan yang merupakan dasar inovasi dalam menghasilkan teknologi-teknologi baru, baik berupa bagian dari produk maupun bagian dari proses produksi. Perkembangan teknologi dibidang industri memberikan pengaruh yang luas pada kegiatan produksi di industri. Teknologi terbaru dan canggih merupakan kebutuhan dalam mencapai produk yang berkualitas, sehingga perawatan terhadap peralatan wajib dilakukan.
Jika ditinjau dalam dasawarsa terakhir, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin cepat dan canggih, bahkan daur hidup suatu produk (product life cycle) terasa makin memendek, khususnya dalam bidang industri elektronika dan informatika. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentunya paralel dengan meningkatnya keterampilan dan pengetahuna manusia, sehingga perkembangan tersebut telah didayagunakan untuk memperluas ruang lingkup aplikasinya sehingga memberikan dampak yang sangat luas terhadap bidang industri lainnya dan terhadap alat bantu (tools). Hampir semua negara industri maju memberikan prioritas pada upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development) industri dan teknologi khususnya dalam bidang teknologi manufaktur, teknologi produk maupun teknologi proses.
Demikian juga dengan negara-negara berkembang yang saat ini telah sadar akan pentingnya pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bagian dari pembangunan nasionalnya, sehingga saling berlomba dalam meningkatkan penguasaan serta pengembangan akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Upaya negara-negara berkembang ini masih berorientasi pada peningkatan daya saing dalam rangka membuka akses menuju pasar internasional.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terasa semakin terlihat sejak dicanangkannya program industrialisasi sebagai bagian dari pembangunan nasional pada Pelita I yang lalu, dan sedang merampungkan pelaksanaan Pelita V serta menyongsong awal era tinggal landas pada Pelita VI.
Menteri Negara Riset dan Teknologi mengemukakan Strategi Transformasi Industri dan Teknologi yang dirancang dengan mempertimbangkan letak geografis dari tanah air dan potensi serta pendayagunaan seluruh sumber daya yang ada, dapat dijadikan dasar dalam menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mentransformasikan bangsa Indonesia dari yang mulanya berwawasan pertanian menjadi masyarakat berwawasan industri. Hal tersebut dapat berdampak positif dengan berkembangnya sektor industri dan sektor pertanian secara bersama-sama. Mentri Perindustrian juga pernah mengutarakan strategi keterkaitan antara industri sebagai dasar dalam meningkatkan nilai tambah dalam sektor industri, diman seluru strategu tersebut bermuara pada peningkatan kemampuan akan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Sementara itu, masih terdapat beberapa hambatan yang sangat terlihat jelas dalam operasionalisasi dari strategi transformasi industri dan teknologi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu:
1.    Teknologi 
2.    Modal
3.    Manusia

Pembangunan teknologi diarahkan pada kemampuan penguasaan teknologi dan rekayasa sebagai pemacu kemampuan melakukan inovasi dan percepatan pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. Masyarakat digiatkan untuk berperan aktif dalam upaya penguasaan dan pemanfaatan teknologi dalam rangka mengembangkan keunggulan kompetitif sehingga mampu menghasilkan barang dan jasa yang lebih unggul dan bersaing dengan menggunakan teknologi mutakhir. Budaya ilmu pengetahuan dan teknologi ditumbuhkembangkan dengan selalu memperhatikan nilai-nilai luhur bangsa agar sikap dan perilaku masyarakat makin terangsang untuk menguasai dan mengembang­kan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemampuan untuk mengkaji dan memahami teknologi yang tepat perlu ditingkatkan untuk menunjang transformasi teknologi melalui kajian berbagai ilmu pengetahuan terapan. Pemahaman teknologi secara mendasar, rinci, dan mendalam dilakukan melalui pelaksanaan program yang konkret untuk memproduksi barang dan jasa. Kemampuan alih teknologi perlu dikembangkan menjadi kemampuan pengintegrasian dan penciptaan teknologi baru untuk menghasilkan produk baru, yang dicerminkan oleh kemampuanmembuat rancang bangun dan rekayasa industri serta kemampuanmemproduksi. Pengembangan kemampuan rancang bangun dan rekayasa harus diupayakan untuk mendorong penyempurnaan proses produksi dan pertumbuhan berbagai jenis industri unggulan yang mampu menghasilkan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, dan mampu menghadapi persaingan pasar dalam negeri dan pasar luar negeri.
Program teknologi ditujukan pada usaha mengkaji, menerapkan, dan mengembangkan cara, metode, teknik, dan peranti rekayasa baru yang lebih efisien dan efektif untuk mengintegrasikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keperluan pengembangan kemampuan rancang bangun dan pelaksanaan produksi barang dan jasa, baik untukmenyempurnakan produk barang dan jasa yang telah ada maupunmembangun yang baru. Tujuan utama program teknologi adalah untuk meningkatkan sektor industri dalam menghasilkan barang dan jasa yang memiliki unjuk kerja dan tingkat harga yang kompetitif seiring dengan tujuan mendorong keberhasilan dalam pemecahan masalah pembangunan bagi daerah yang tertinggal dan penduduk miskin. Dengan demikian, program teknologi akan mencakup upaya untuk mengkaji dan menerapkan kemajuanteknologi yang telah berkembang dan diterapkan secara efektif di negara-negara maju, serta meneliti dan mengembangkan pengintegrasian kemajuan ilmu pengetahuan terapan dan ilmu pengetahuan dasar bagi keperluan meningkatkan daya guna tek­nologi tersebut serta mengadaptasikan teknologi tersebut pada berbagai aplikasi.
Dalam bidang kebutuhan dasar manusia yang antara lain meliputi produksi pangan dan pelestarian swasembada pangan akan diupayakan pengembangan teknologi produksi pangan yang berwawasan lingkungan hidup, pengembangan teknologi produksi pangan di lahan marjinal, pengembangan sumber pangan hewani, paket pengembangan teknologi yang tidak tergantung cuaca dan musim, serta teknologi diversifikasi pangan dalam upaya mencapai pola pangan berimbang. Selain itu, akan diteliti tingkat residupestisida dan kandungan berbagai logam berat pada bahan pangan, kajian keamanan pangan terhadap kontaminasi mikroba patogen,keterkaitan status gizi dengan kemiskinan dan penyakit degeneratif,pengembangan indikator gizi, dan sistem komunikasi, informasi, dan edukasi. Dalam bidang perumahan dan permukiman upaya dititikberatkan pada pengembangan teknologi konstruksi perumah­an padat penghuni, konstruksi rumah murah dan minim perawatan, konstruksi rumah tahan gempa, peningkatan efisiensi proses pembangunan perumahan, serta pengembangan teknologi produksi dan diversifikasi material bangunan. Dalam bidang pendidikan akan diteliti cara-cars meningkatkan kemampuan guru dan tenaga pengajar termasuk sistem pembinaan kemampuan mengajar dan kesejahteraannya, serta peningkatan kemampuan manajemen bagi para pengelola.
Dalam upaya mendukung program penyediaan energi, fokus penguasaan teknologi energi ditujukan pada pengembangan listrik tenaga sel bahan bakar serta energi pasang surut dan konversi perbedaan temperatur air laut. Selain itu, akan diteliti cara-cara rehabilitasi lahan kritis dan penanggulangan degradasi tanah. Dalam upaya menekan dampak bencana alam, akan dilakukan riset mitigasi mencakup perkiraan daerah banjir, tanah longsor, dan evaluasi dampak bencana.
Peningkatan penguasaan teknologi dalam industri penerbangandititikberatkan pada pengembangan sistem avionik. Adapun dalam industri energi ditujukan untuk menguasai teknologi sistem jaringan listrik. Untuk industri kimia akan dikembangkan bahan peledak emulsi sampai tahap pabrik percobaan dan amunisi ringan. Dalam bidang industri peralatan pertanian juga akan dikembangkan pabrik percontohan produksi gula nipah dan produksi pulp dari limbah tandan sawit, sedangkan untuk industri pertahanan dan keamanan akan dilanjutkan pengembangan sistem deteksi bawah air. Selain itu, juga akan ditingkatkan kemampuan nasional di bidang industri material barn yang meliputi bahan logam, polimer, keramik, dan gelas. Industri kimia dan proses akan diprioritas­kan untuk mampu mengganti bahan impor, mengendalikan bahan kimia berbahaya, dan mengembangkan teknologi pengolahan limbah dan daur ulang yang murah. Industri transportasi dititikberatkan  pada peningkatan kemampuan pembuatan mesin, komponen otomotif, dan uji performansi.
Program kemitraan riset di bidang teknologi dikembangkan dalam bentuk kerja sama antara badan usaha milik negara (BUMN), lembaga penelitian pemerintah, pihak perguruan tinggi negeri dan swasta, serta pengusaha nasional. Pengembangan kemi­traan riset di bidang teknologi terutama ditujukan untuk mendu­kung pengembangan teknik produksi yang berkaitan dengan pe­ningkatan mutu produksi dan berpotensi dalam peningkatan kemampuan ekspor. Demikian pula, program kemitraan riset dilaksanakan sebagai upaya pemecahan masalah pembangunan di daerah yang kurang berkembang, dan membantu kemampuan teknologi industri bagi pengusaha kecil serta koperasi. Program kemitraan juga dilakukan dalam upaya pengembangan teknologi, termasuk manajemen teknologi, yang dilakukan melalui kemitraan di bidang pendidikan dan penelitian untuk menciptakan jumlah dan kualitas SDM iptek yang dibutuhkan oleh industri, dunia usaha, dan pengembangan pendidikan iptek.


Sumber:

 

Kemiskinan di Afganistan

Kemiskinan di Afganistan


Lokasi: Asia Selatan, utara dan barat Pakistan, timur Iran
Populasi: 31.889.923 (Juli 2007 est)
PDB per kapita: $ 800 (2004 est)

Republik Islam Afganistan(Pashtun/Dari-Parsi: افغانستان, Afğānistān) adalah sebuah negara diAsia Tengah. Ia kadang-kadang digolongkan sebagai bagian dari Asia Selatan atau Timur Tengah karena kedekatannya dengan Plato Iran. Afganistan berbatasan dengan Iran di sebelah barat, Pakistan di selatan dan timur, TajikistanTurkmenistan,Uzbekistan di utara, dan Republik Rakyat Tiongkok di ujung timur. Afganistan juga berbatasan dengan Kashmir, wilayah yang dipersengketakan oleh India dan Pakistan. Afganistan merupakan salah satu negara termiskin di dunia.
Pada kurun waktu antara tergulingnya rezim pemerintahan Taliban pada 2001 dan Loya jirga(sidang majelis Musyawarah Tradisional) tahun 2004, dunia Barat menyebut negara ini dengan nama Negara Islam Transisi Afganistan.

Sejarah

Afganistan adalah sebuah negara di persimpangan Asia. Umumnya dianggap sebagai bagian dari Asia Tengah, kadang-kadang dianggap berasal dari sebuah blok regional baik di Asia Selatanatau Timur Tengah, karena memiliki hubungan budaya, etnolinguistik, dan geografis dengan sebagian besar tetangganya. Hal ini berbatasan dengan Iran di sebelah barat, Pakistan di selatan dan timur, Turkmenistan, Uzbekistan dan Tajikistan di utara, dan Cina ke timur. Ini memiliki penduduk 30 juta orang, meskipun ini tetap perkiraan, karena tidak ada sensus resmi telah diambil selama beberapa dekade.
Afghanistan harfiah diterjemahkan menjadi 'tanah Afghan', tetapi kebanyakan dari nama-nama lainnya telah diterapkan pada lokasi umum di masa lalu. Antara jatuhnya Taliban setelah invasi AS ke Afghanistan dan Loya jirga 2003, Afghanistan disebut oleh Pemerintah Amerika Serikat sebagai Negara Islam Transisi Afganistan. Di bawah konstitusi baru, negara ini sekarang resmi bernama Republik Islam Afghanistan.
Afghanistan telah mengalami ketidakstabilan kronis seperti dan konflik selama sejarah modern, dan membangun ekonomi dan infrastruktur dari reruntuhan, dan banyak dari rakyatnya pengungsi. Sejak jatuhnya pemerintahan Taliban pada 2001, penganut gerakan garis keras Islam telah kembali dikelompokkan. Sekarang kekuatan bangkit kembali, khususnya di wilayah selatan dan timur. Posisi Afghanistan strategis di sepanjang "Jalan Sutera" kuno (antara Timur Tengah, Asia Tengah dan anak benua India) menyebabkan Afghanistan menjadi rebutan. Tapi dunia luar akhirnya kehilangan minat setelah penarikan pasukan Soviet, sementara perang berkepanjangan sipil negara ini berlarut-larut. Dan menyebabkan rakyatnya ada dalam belenggu kemiskinan. Ekonomi Afghanistan didukung oleh industry obat. Negara ini memasok lebih dari 90% dari opium dunia, bahan baku heroin.

Tiba-Tiba Saja, Rakyat Afghanistan Hidup Dalam Kemiskinan

Ya, tiba-tiba saja rakyat Afghanistan sepenuhnya hidup dalam kemiskinan. Dan tiba-tiba saja itu dimulai pada sembilan tahun yang lalu, pertama kalinya AS menginvasi negeri ini; jutaan warga Afghanistan hidup dalam kelaparan setiap harinya. Bahkan setelah AS dilaporkan menggelontorkan miliaran dolar untuk proyek pembangunan.
"Di Kabul, orang-orang sekarat karena," kata Abdul Qudus, seorang pria yang berusia empat puluhan yang menjual pakaian bekas di jalanan Kabul, kepada The Independent pada hari Senin kemarin.
Qudus, dengan wajah yang tirus, keluar dari rumahnya pada pagi buta untuk menjual barang-barang, kebanyakan karpet dan pakaian, dalam cuaca yang tidak enak.
"Saya membeli dan menjual pakaian sekitar 10 atau 30 Afghanis (dua sampai enam sen) , namun bahkan (dengan harga semurah itu) ada orang yang terlalu miskin untuk membelinya," ujarnya sambil duduk di sudut jalan.
Sejak AS mengusir Taliban dan menginstalasi pemerintah Hamid Karzai yang didukung Barat, Washington telah menghabiskan $52 juta untuk proyek-proyek rekonstruksi di Afghanistan.
Namun, anggaran besar itu menguap begitu saja, tak satupun mengubah kenyataan pahit bagi jutaan warga di negara yang dilanda perang itu. Sembilan juta warga Afghanistan hidup dalam kemiskinan absolut, dan 5 juta lainnya mencoba bertahan dengan penghasilan $ 43 (atau sekitar Rp 400.000 per bulan).
Sisanya? Hidup dari himpitan ekonomi yang menyesakkan; memilih antara membeli kayu bakar untuk tetap hangat dalam dingin beku atau membeli makanan.
"Saya sendiri sangat miskin," kata Qudus. "Kadang-kadang saya tidak makan sehingga saya dapat memberi makan kepada anak-anak saya."
Afghanistan saat ini menjadi tempat tinggal bagi penduduknya yang tidak memiliki pemanas listrik, atau air yang mengalir.
The US Famine Early Warning Systems Network telah memperingatkan bahwa separuh warga Afghanistan berada dalam kelaparan di musim dingin. Awal bulan ini, Asisten Sekretaris-Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Catherine Bragg mengatakan bahwa 7,4 juta orang Afghanistan tinggal dengan kelaparan dan ketakutan.
Afghanistan saat ini berada di peringkat 155 dari 169 negara di Program Pembangunan Indeks Pembangunan Manusia PBB, yang mengukur kesehatan, pengetahuan, dan pendapatan. (sa/onislam)

Sumber:

Sosial Masyarakat Desa di Masyarakat

Sosial Masyarakat Desa di Masyarakat

A.  Pengertian desa/ pedesaan
Menurut Sutarjo Kartohadikusuma adalah satu  kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut bintarto, desa merupakan perwujudan kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan cultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri :
  1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara rbuan jiwa
  2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
  3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris, yang dipengaruhi oleh iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedang pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sampingan.
Secara umum yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
  1. Antara warga mempunyai hubungan yang mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat di luar batas-batas wilayahnya
  2. Sistem kehidpan umumnya berkelompok denagan dasar kekeluargaan (gemeinscharft atau paguyuban)
  3. Sebagian warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian, pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan part time sebagai pengisi waktu luang.
  4. Masyarakat homogen seperti dalam mata pencaharian, agama, adat istiadat dsb.
B.  Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa yang agraris dipandang sebagai masyarakat yang tenang, hal itu terjadi karena sifat keguyuban/ gemeinscharft sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah.
Tetapi dalam masyarakat desa terdapat pula perbedaan pendapat atau paham yang menyebabkan ketegangan sosial, yaitu :
  1. Konflik/ pertengkaran, pertengkaran biasanya berkisar masalah sehari-hari/ rumah tangga juga pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dsb.
  2. Kontroversi/ pertentangan, disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan/ adat istiadat, psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna/ black magic.
  3. Kompetisi/ persaingan, dapat besifat positif maupun negatif. Positif bila wujudnya saling meningkatkan prestasi dan produksi, negatif bila berhenti pada sifat iri.
C.  Kegiatan Pada  Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilain yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi masyarakat pedesaan bukan masyarakat yang senang diam tanpa aktivitas. Pada umumnya masyarakat desa sudah bekerja dengan keras tetapi para ahli lebih memberikan perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan, dan menjaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan mengisi waktu-waktu kosong bekerja karena keadaan musim/ iklim di indonesia)
D.  Sistem Nilai dan Budaya Petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
  1. Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang buruk dan kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar.
  2. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang mencapai kedudukan.
  3. Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa depan.
  4. Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya merupakan sesuatu yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan kurang usaha untuk menguasainya.
  5. Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada hakikatnya tergantung pada sesama.
Sumber:

Sosial Masyarakat Kota di Masyarakat

Sosial Masyarakat Kota di Masyarakat

A.  Pengertan masyarakat
Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :
1.    Harus ada pengumpulan manusia.
2.    Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
3.    Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.    Masyarakat paksaan : negara, tawanan
2.    Masyarakat merdeka
3.    Masyarakat natur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya seperti gerombolan (horde), suku (stam) yang bertalian karena hubungan darah.
4.    Masyarakat kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.

B.  Pengertian Masyarakat Kota
Menurut R. Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Max Weber mengemukakan pendapat bahwa suatu tempat disebut kota apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besaar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang itu harus dihasilkan oleh penduduk dari pedalaman dan dijualbelikan di pasar itu dan bersifat kosmopolitan.
Sementara Karl Marx dan F. Engels memandang kota sebagai persekutuan yang dibentuk untuk melindungi hak milik dan guna memperbanyak alat-alat produksi dan yang diperlukan agar masing-masing anggota dapat mempertahankan diri.
Berdasarkan pengertian dasar dari masyarakat dan kota dari para ahli, maka dapat dilihat jika masyarakat kota selalu identik dengan sifat yang individual, materialistis, serba mewah, gedung-gedung tinggi, dan aktivitas kerja yang begitu padat. Masyarakat kota disebut dengan urban community, dimana lebih diartikan sebagai kehidupan komunitas yang memiliki sifat kehidupan dan ciri-ciri kehidupan yang tentu berbeda dengan masyarakat desa. 

C.  Ciri-ciri Masyarakat Kota
Ahli Geografi Indonesia yakni Prof. Bintarto (1984) membedakan dua ciri-ciri yang dimiliki sebuah kota sehingga masyarakat yang berada di dalamnya disebut masyarakat kota. Berikut ciri-cirinya:
1.    Ciri-Ciri Fisik
a)    Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket
b)   Tempat parkir kendaraan yang memadai
c)    Tempat rekreasi dan olahraga
d)   Alun-alun
e)   Gedung-gedung pemerintahan
2.    Ciri-ciri Sosial
a)    Masyarakat heterogen
b)   Bersifat individualistis dan materialistis
c)    Pekerjaan non-agraris
d)   Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai   pudar
e)   Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan miskin
f)    Norma-norma agama tidak begitu ketat
g)   Pandangan hidup lebih rasional
h)   Menetapkan strategi keruangan yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara tegas
Selain ciri-ciri diatas, masih terdapat beberapa ciri lagi yang terlihat jelas dari masyarakat kota, yakni sebagai berikut:
1.    Orang-orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
2.    Pembagian kerja antara masyarakat kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
3.    Pekerjaan pada masyarakat kota lebih banyak dibandingkan di desa.
4.    Kehidupan keagamaan masyarakat kota tidak seaktif dengan kehidupan keagamaan di desa.
5.    Jalan pikiran rasional biasanya dianut oleh masyarakat kota.
6.    Waktu sangat penting bagi masyarakat kota yang menjalankan kehidupan (aktivitas kerja atau sekolah) yang serba cepat.
7.    Masyarakat kota juga sangat terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
8.    Perubahan-perubahan sosial lebih nyata pada masyarakat kota.

D.  Kehidupan Masyarakat Kota
Masyarakat kota jika dilihat secara sosial dalam kehidupannya lebih heterogen, individual, persaingan yang tinggi, dan sering terjadi pertentangan atau konflik. Pandangan-pandangan yang masih menyatakan jika masyarakat kota lebih pintar, cekatan dalam menguasai teknologi dan informasi, dan sebagainya juga masih belum dapat diterima secara menyeluruh sebab masih terdapat masyarakat kota yang juga hidup dibawah standar kehidupan sosial. Berikut beberapa uraian mengenai kehidupan masyarakat kota, yakni sebagai berikut:
1.    Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam.
Masyarakat kota cenderung mengabaikan kepercayaan yang berkaitan dengan kekuatan alam serta pola hidupnya lebih mendasarkan pada rasionalnya. Masyarakat kota dari segi mata pencaharian juga tidak bergantung pada kekuatan alam, melainkan tingkat kemampuannya dalam persaingan bisnis.
2.    Pekerjaan.
Masyarakat kota cenderung memiliki pekerjaan yang bergantung pada pola industri (kapitalis). Hal tersebut dapat dikatakan bentuk pekerjaan yang primer seperti pengusaha, buruh industri, staff kantor, dan sebagainya. Sementara, kelompok masyarakat kota yang sehari-harinya mencari nafkah seperti pemulung ataupun pengamen termasuk kedalam kelompok masyarakat kota dengan bentuk pekerjaan yang sekunder.
3.     Komunitas.
Masyarakat kota berasal dari sosialkultural yang beragam, dan masing-masing mempunyai tujuan bermacam-macam diantaranya ada yang mencari pekerjaan dan ada yang lebih mengutamakan pendidikan. Itu sebabnya heterogen lebih terasa nyata pada masyarakat perkotaan.
4.    Kepadatan Penduduk.
Tingkat kepadatan di kota jauh lebih tinggi dibandingkan kepadatan masyarakat di desa. Hal tersebut terjadi sebab kebanyakan masyarakat yang tinggal di kota pada awalnya berasal dari berbagai daerah.
5.    Diferensiasi Sosial.
Diferensiasi sosial relative lebih tinggi, sebab perbedaan agama, adat istiadat, bahasa, dan sosialkultural yang dibawa oleh para pendatang dari berbagai daerah cukup tinggi.
6.     Pelapisan Sosial.
Lapisan sosialnya lebih didominasi oleh perbedaan status dan peranan di dalam struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat modern lebih menghargai prestasi yang setinggi-tingginya.
7.    Mobilitas Sosial.
Mobilitas pada masyarakat kota lebih dinamis, sebab perputaran uang lebih banyak terjadi diantara masyarakat kota.
8.    Interaksi Sosial.
Interaksi masyaraka kota lebih dikenal dengan sebutan gesseslchaftatau kelompok patembayan. Kelompok tersebut artinya ada hubungan timbal balik dalam bentuk perjanjian-perjanjian tertentu yang orientasinya adalah keuntungan atau juga pamrih, sehingga tidak heran jika interaksi sosial pada masyarakar kota yang terjadi hanya seperlunya saja.
9.    Pengawasan Sosial.
Pengawasn sosial periaku pada masyarakat kota lebih sulih dikontrol sebab masyarakat kurang mengenal satu sama lain dengan luasnya wilayah cultural yang beragam diperkotaan.
10. Pola Kepemimpinan
Kepemimpinan berdasar pada pertanggung jawaban secara rasional atas dasar moral dan hokum. Hubungan antar pemimpin dan masyarakat kota juga berorientasi pada hubungan formalitas saja.
11.  Standar Kehidupan.
Standar kehidupan masyarakat kota diukur dari barang-barang yang dianggap punya nilai (harta benda). Biasanya masyarakat kota lebih mengenal akan deposito atau tabungan. Pandangan masyarakat kota untuk menyimpan uang dalam bentuk deposito dianggap lebih praktis dan mudah.
12. Kesetiakawanan Sosial.
Ikatan solidaritas sosial dan ketiakawanan pada masyarakat kota lebih renggang, artinya hubungan untung rugi lebih dominan terjadi.
13. Nilai dan sistem nilai
Nilai dan sistem nilai di dalam struktur masyarakat kota lebih formal, dengan aturan-aturan yang resmi seperti hukum dan perundang-undangan.
E.  Keruangan Masyarakat Kota
Kota secara internal merupakan satu kesatuan sistem kegiatan fungsional di dalamnya, sedangkan secara eksternal kota dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kota merupakan suatu sistem yang tidak berdiri sendiri jika dilihat dari segi konteks ruang kota.
Kawasan perkotaan di Indonesia dibedakan berdasarkan tingkat administrasinya, antara lain kawasan perkotaan berstatus administratif daerah kota, kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari daerah kabupaten, kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan pedesaan menjadi perkotaan, dan kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan.
Jika ditinjau dari segi fisik, kota merupakan kawasan dengan tingkat pembangunan yang tinggi, terletak saling berdekatan, terkonsentrasi, meluas dari pusatnya hingga ke wilayah pinggiran. Berbeda jika di tinjau dari segi sosial, kota merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk satu komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja. Terakhir, kota jika ditinjau dari segi ekonomi memiliki fungsi sebagai penghasil produksi barang dan jasa untuk mendukung kehidupan masyarakatnya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri.

Sumber: